Minyak esensial diproses dari berbagai bagian tanaman aromatik. Biasanya dengan penyulingan, sekalipun ada juga sebagian tanaman yang diambil sarinya dengan diekstraksi atau dipres pada tekanan tinggi. Perlukah kita melakukannya sendiri untuk bisa mendapatkan minyak esensial? Bagaimana dan di mana mendapatkan minyak esensial berkualitas? Bagaimana cirinya? Bagaimana menggunakannya?
M I NYAK esensial ters I mpan dalam jaringan tanaman aromatik, pada satu atau beberapa bagian tanaman. Bisa bunga, buah, biji, daun, batang, akar, atau kombinasinya. Pada tanaman tertentu ada juga yang menumpuk dalam getahnya.
Ticlak semua tanaman aromatik sama kadar kandungan minyak esensialnya. Jika jumlah kelenjar minyak, yang dimilikinya sedikit, minyak esensial yang dihasilkan akan sedikit pula. Pemrosesan 100 kg daun clan pucuk tanaman kayu putih misalnya, menghasilkan tidak lebih dari 5000 ml minyak esensial. Sementara bunga mawar dalan-I jumlah sama hanya menghasilkan minyak esensial tak lebih dari 50 ml!
Mengenal Pernbuatan Minyak Esensial
Cara mengeluarkan sari minyak esensial yang paling populer adalah mel6lul penyulingan. Tanaman aromatis divapi dengan air mendidih untuk mengikat sari minyak esensialnya. Setelah disalurkan dalam pipa yang dilewatkan wadah berisi air, uap ,karena lebih praktis, hanya perlu waktu beberapa ]am. Ada lagi proses pengempaan (dipres) pada tekanan tinggi, sehingga minyak esensial bisa tersedot keluar dari jaringan tanaman.
MEMILIH MINYAK ESENTSIAL
Jumlah minyak esensial yang bisa diperoleh sangat terbatas dari begitu banyaknya tanaman aromatis. Pembuatannya pun mustahil bisa dilakukan sendiri t3i rumah. Jab, bisa dimaklumi J'Ika harga minyak esensial tidaklah murah. Meskipun demikian, kita tetap dapat memainkan trik untuk bisa menclapatkan manfaat minyak esensial secara maksimum.
Caranya, batasi sediaan hanya minyak esensial yang bahan bakunya mudah diperoleh di dalam negeri, seperti minyak cengkih, minyak jahe, atau m',-iyak melati. Harganya biasanya lebih murah. Khasiatnya pun bisa menyamai minyak esensial impor atau yang bahan bakunya diimpor, seperti minyak lavender dan minyak rosemary.
Trik kedua, bell minyak esensial di toko (bahan) kimia. Selain lebih murah, bisa dibeli dalam Jumlah terbatas karena harga dihitung per ml dan boleh membeli seberapa ml pun. Memang, paling aman membelinya di toko kosmetika/produk perawatan tubuh. Kemasannya lebih cantik, isinya pun terjamin alami (bukan sintetis) clan berkualitas. Cuma, harganya memang tidak murah. Ingat, untuk aromaterapi, hanya minyak
esensial alami yang bisa digunakan, bukan sintetis. Yang sintetis hanya cocok untuk industri makanan clan parfurn! Sayangnya sarnpal kin[ belum ada metode sederhana yang bisa digunakan untuk men-ibeclakan antara yang alami clan sintetis.
BAGAIMANA MENGUNAKAN NYA
Sekalipun disebut minyak, jangan selalu membayangkan minyak esensial untuk aromaterapi InI licin berminyak seperti minyak goreng. Minyak esensial tidak meninggalkan bercak noda jika diteteskan pada kertas, karena daya uapnya sangat tingg). Begitu diteteskan, la akan segera habis menguap dan tak berbekas.
Daya resapnya ke dalam kulit pun sangat hebat sehingga harus digunakan dengan hati-hati dan dalam jumlah terbatas. JIka berleb1han, meski hanya beberapa tetes saja, efeknya justru ustru seballknrya. Tidak lay[ menyembuhkan, tapi justru bisa memperparah keluhan atau malah menimbulkan keluhan baru.
Oleh karena 11u, untuk penggunaan kontak langsung dengan kulit, seperti pijat dan olesan, minyak esensial harus diencerkan. JIka digunakan murril, pengaruhnya terhadap kulit
terlalu kuat. Selain berisiko merugikan, menggunakan yang murni hanyalah pemborosan, karena harganya relatif mahal.
Lagipula, pengenceran akan mengikat minyak esensial dalam minyak pelarutnya. Ini n-tembuat aromanya "terbang" lebih lamban, sehingga khasiatnya bisa dinikmati lebih lama. Keuntungan lain, karena volumenya menjadi lebih banyak, minyak esensial bisa digunakan untuk mengobati atau merawat bagian tubuh yang lain.
Biasanya digunakan minyak nonesensial sebagai pengencer, yangdisebut minyak pelarut (carrier ol*~, Minyak pelarut terbaik adalah yang tidak berbau.
Tapi jika tidak mudah mendapatkan yang tanpa bau, boleh juga menggunakan yang baunya samar-samar. Jika mungkin, gunakan yang berlabel "Extra Virgin" (ekstra murni) atau "Cold Press" (dibuat dengan pengempaan pada suhu rendah).
Baca Selanjutnya : Pilihan Minyak Pelarut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahakan kirimkan ide/pertanyaan anda mengenai postingan salon yang baru saja anda baca.
gar blog ini tetap mengikuti perkembangan Salon-salon di Indoensia