Baga!mana di Indonesia ?
Kita menagunakan minyak esensial dari tumbuhan aromatik secara terbatas, terutama untuk perawatan kecantikan dan pengobatan. Contohnya minyak cendana sebagai minyak pijat, minyak kayu putih untuk mengusir masuk angin. Nenek moyang kita secara tradisional justru lebih banyak memanfaatkan langsung tanaman aromatiknya, bukan sari minyak esensialnya seperti di Barat.
Herba segar. Kembang seta-man (aneka bunga berbau harum) direndam dalam air. Esoknya, air rendaman dlgunakan untuk membilas tubuh. Mengharumkan tubuh sekallgus menggugah gairah seksual.
Herba kering. Daun/kullt jeruk purut dan daun pandan diiris halus. Setelah dikeringkan, dicampur cincangan akar wangi atau serutan kayu cendana. Digunakan sebagai pewangi dalam lemari pakaian at--,U, kamar tidur. Lazim disisipkan dalam lipatan kain batik. Berkhasiat menambah rasa percaya diri.
Bubuk/bubur. Biasa disebut mangir (untuk wajah) atau lulur (untuk kulit tubuh). Bahan dasarnya bubuk/bubur beras dan temu giring, d1bubuhl bubuk kayu cendana. Sebagai antidepresan, bersifat menenangk-an saraf dan menyegarkan.
Pemakalan minyak sari tumbuhan secara tradisional juga dilakukan dengan cara merendam tanaman aroma-tis dalam minyak kelapa. Beberapa bahan diiris halus atau dibiarkan utuh, lalu dikeringkan dengan cara diangin-wanginkan, seperti daun pandan, daun mang-kokan, bunga kenanga, dan bunga cempaka- Bahan tersebut lalu dimasukkan dalam minyak kelapa, didiamkan beberapa saat agar sarinya meresap ke dalam minyak. Digunakan untuk merawat rambut, agar
lebih subur, hitam berkilat, dan tidak beruban. Kita biasa menyebutnya minyak cem-cernan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahakan kirimkan ide/pertanyaan anda mengenai postingan salon yang baru saja anda baca.
gar blog ini tetap mengikuti perkembangan Salon-salon di Indoensia